Rabu, 12 Oktober 2016

Minggu atau Ahad? Mana yang Benar?

Assalamu 'alaikum. Kalian tahu ndak, mana yang benar, Minggu atau Ahad? Tentu saja hari Minggu itulah yang benar. Kok, nama hari tersebut menjadi "plesetan" di kalangan masyarakat? Ayolah, kita akan mengidentifikasi serta menanggapinya!
Kembali ke blog! Mungkin kita agak kebingungan. Mana yang benar, Minggu atau Ahad?
Mari kita identifikasi kedua kata tersebut.

A. Etimologi pada hari "Minggu" dan "Ahad"
Nama lain hari Minggu adalah Ahad yang berarti satu dan diambil dari bahasa Arab (bahasa Ibraniאֶחָד ’eābahasa Arabالأحـد ahad)). Dalam bahasa Ibrani kata ini berarti "satu" atau "pertama".

B. Asal usul hari "Minggu" dan nasib menggunakan hari "Ahad" di Indonesia
Dalam beberapa masukan, Minggu berasal dari bahasa Portugis dengan asal kata Domingo dan dalam dialek Melayu menjadi sebutan Dominggu. Ada lagi mengatakan berasal dari nama seorang tokoh agama tertentu di Indonesia bernama Domingo, lalu dipelesetkan menjadi Dominggu. Karena si Domingo mungkin sangat berjasa, maka diupayakanlah secara maksimal didalam intern terlebih dahulu hari Ahad diganti menjadi hari Minggu. Tentang adanya strategi dan konspirasi jahat yang menggantikan serta mensosialisasikan Minggu pada tingkat Nasional, ini memerlukan penelitian tersendiri bagaimana hal ini bisa terjadi. Ada yang mengatakan dengan dana tertentu yang cukup besar berasal dari luar Indonesia, membuat monopoli pencetakan kalendar selama bertahun-tahun di Indonesia lalu dibagikan secara gratis atau dijual secara sangat murah. Dampaknya adalah masyarakat Indonesia secara tidak sadar kata hari Ahad telah berganti menjadi Minggu didalam penanggalan Indonesia. Tentu anda sekalian agak terhenyak dan sedikit terkejut, apakah upaya menihilkan kata hari Ahad dalam kalender Indonesia begitu penting dan strategis?
Jawabannya untuk upaya menihilkan kata Ahad bagi ummat Islam adalah penting, karena kata Ahad mengingatkan kita kepada nama Allah SWT yang Maha Ahad sama dengan Maha Tunggal, Maha Satu, Maha Esa, Dia tidak beranak, dan tidak diperanakkan. Kata Ahad dalam Islam adalah sebagai bagian sifat Allah SWT yang penting mengandung makna utuh melambangkan kenyataan yang hak ke-Maha-Esa-an Allah SWT. Selanjutnya mengingatkan kita kepada Al Qur'an Surat (QS. 2:116,163; 3:2; 4:171; 6:161-164; 9:31; 25:2; 42:11; 112:1-4). Menihilkan kata hari Ahad adalah upaya terselubung dari beberapa kelompok tertentu untuk menunjukkan adanya eksistensi mereka dan pengaruh kelompok tertentu bisa dan sukses mempengaruhi nama hari dalam khasanah budaya Indonesia serta unjuk sukses menggusur salah satu nama hari di Indonesia untuk jangka panjang. Bisa saja hari Senin, Selasa, Rabu dan berikutnya dalam jangka panjang dirubah kembali oleh kelompok pemaksa budaya tertentu seperti nasibnya hari Ahad dengan cara yang sama.
Jadi, bagaimana nasibnya sekarang pada saat menggunakan hari "Ahad"? Tentu saja belum mengalami sebuah "nasib". Terus, bagaimana kalau diganti menjadi "Wahid"? Wallahu 'alam bish-shawaab.

C. 'Plesetan' Hari "Minggu" dan "Ahad"
Perlu kita ketahui, hari Minggu diambil dalam bahasa Portugis (Domingo) yang dialek ke bahasa Melayu (Dominggu). Deikian itu adalah sebuah "plesetan" yang berasal dari nama seorang tokoh agama tertentu di Indonesia yang bernama Domingo, lalu diplesetkannya menjadi Dominggu.
Terus? Bagaimana dengan hari "Ahad"? Apakah kata tersebut "diplesetkan"?
Menurut saya, tentu saja mungkin benar! Loh, mengapa benar? Ternyata begini rupanya.
Kata Ahad dari bahasa Arab dan Ibrani, lalu yang "diplesetkan" ialah bahasanya. Bahasa Arab (Ahad) "diplesetkan" ke Bahasa Indonesia bahkan ke Bahasa Melayu yang dipakai oleh negara Malaysia dan Brunei Darussalam. Mâsyâ Allah. Ahad malah "diplesetkan".

D. Penggunaan Kata Bahasa Indonesia yang Benar, Ahad atau Minggu
Yap, sebelum ke sesi ini, mari kita lihat kutipan berikut untuk menunjukkan mana yang benar, Ahad atau Minggu.
“Apabila selama ini kita menyebut 7 (tujuh) hari dalam sebulan dengan seminggu (salah menurut Kamus Bahasa Indonesia), maka yang sangat baik dan benar dalam bahasa Indonesia adalah sepekan. Perkataan dan sebutan Minggu ini, Minggu depan, untuk memaksudkan tujuh hari ini dan kedepan, harus sesegera mungkin kita ubah kedalam bahasa Indonesia yang baik dan benar menjadi Pekan ini, Pekan depan, hari Minggu depan yang dimaksudkan dengan nama hari, menjadi hari Ahad depan.
“Penulis berharap kepada semua pembaca bisa menyadari bahwa tulisan ini bertujuan untuk mengembalikan predikat hari Ahad kembali kepada tempatnya semula, kembali kepada padanannya semula dengan nama hari lainnya. Tentu semua masyarakat Indonesia harus aktif membudayakan nama hari Ahad kembali didalam setiap surat-menyurat, dalam setiap penerbitan kalender dan dalam berbagai surat undangan lainnya, dalam berbagai tulisan dalam arti luas.
Itu sih sudah KETINGGALAN ZAMAN, saya yang menjelaskan tentang ini bukan fitnah dan bukan main. Ini dia yang sebenarnya.
Tapi lucunya, kok kita tak boleh bilang Minggu? 'Kan Minggu itu bahasa Indonesia, loh. Iya 'kan?
Eeeiiittsssss, tunggu dulu! Ahad itu juga bahasa Indonesia juga, loh. Tetapi kok, malah "diplesetkan" hari "Minggu"-nya? Atau "Ahad" yang "diplesetkan"?
Ternyata, banyak orang Indonesia yang menggunakan kata "Minggu" itu karena pengaruh kemajuan globalisasi sekarang ini dan masa mendatang, atau kata tersebut (Minggu) itu adalah
'benar' karena itu merupakan bahasa Indonesia.
Akan tetapi, yang benar dalam bahasa Indonesia itu hari MINGGU, bukan AHAD. Dikarenakan apanya? Surveinya adalah sebagai berikut.
Survei di Indonesia telah membuktikan, tetapi itu menurut perkiraan saya sendiri. Banyak orang Indonesia yang menggunakan kata "Minggu" daripada "Ahad", karena dianggap sebagai bahasa Indonesia yang resmi (pada nama-nama hari). Sedangkan "Ahad" itu tetap bahasa Indonesia, hanya saja mengandung unsur ke”arab”an.
Sekali lagi, yang benar dalam bahasa Indonesia itu adalah hari MINGGU, bukan AHAD. Ingat, saya menjelaskan secara bukan fitnah dan bukan main atau secara benar.
JELAS?

Saya harap, bangsa Indonesia tetap menggunakan kata hari "Minggu" dalam bahasa Indonesia dalam kategori nama-nama hari secara resmi. Semoga kalau ada pihak apapun yang menggunakan hari "Ahad" dalam bahasa Indonesia, supaya 'berpindah' kepada hari "Minggu".
Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih dan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jikalau saya ada kesalahpahaman yang besar, karena kebenaran itu datangnya dari Allah, dan kesalahan ada pada diri kita sendiri.
Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Minggu, 02 Oktober 2016

Kartun Upin & Ipin Dibilang Melecehkan Agama Islam? Itu Sudah Jelas Bohong, Loh!

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat datang kembali di blog saya. Kali ini saya akan membahas tentang kartun Upin dan Ipin yang diduga melecehkan agama Islam (Na`udzubillâhi min dz‍âlik), Padahal, kartun tersebut belum melecehkan, bukan?
Allahu akbar, permisa. Dilihat dari segi tinjauan saya sendiri, saya akan menjelaskan tentang sejarah kartun tersebut secara ringkas.
Upin dan Ipin diluncurkan dan/atau dirilis pada hari Jumat, 14 September 2007 yang dipublikasikan oleh Les' Copaque Sdn. Bhd. dan disiarkan di TV9 di negara Malaysia. Sedangkan di Indonesia ditayangkan di MNCTV, dan di Turki ditayangkan di Hilal TV. Bahkan, ada pula yang menayangkannya di Disney Channel. Namun, menurut prakiraan saya, semua saluran yang menayangkan program acara tersebut ditayangkan secara pertama dan ekslusif.
Dua tokoh utama, yaitu Upin dan Ipin (sepasang kembar yang berusia belia), serta Kak Ros dan Opah. Mereka tinggal di satu rumah di Kampung Durian Runtuh.
Tetapi, kartun Upin dan Ipin saat ini sudah mencapai 10 musim -bahkan lebih- dan mencapai 201 episode -atau lebih dari itu-. Pada awalnya kartun itu mendidik anak-anak agar lebih mengerti tentang bulan Ramadhan.
Selain itu, ada tokoh-tokoh lain, misalnya Ehsan, Fizi, Mail, Jarjit, Mei Mei, Dzul, Ijat, Devi, Susanti, dan lain-lain.
Pada tahun 2009, ada film "Geng: Pengembaraan Bermula" dengan menampilkan karakter yang sama dengan yang di atas dan ditambah dengan peran tambahan, misalnya: Tok Dalang, Badrol, Lim, Paman Muthu, dan tokoh-tokoh lainnya. Namun tokoh-tokoh tersebut ikut serta dalam acara "Upin dan Ipin" hingga sekarang. Itulah penjelasannya yang singkat tentang Upin dan Ipin.
Namun, kok bisa ya kartun tersebut dibilang melecehkan Islam? Padahal itu 'kan edukatif loh.
Ternyata, itu berasal dari nama kedua tokoh utamanya. Pada hari Jumat, 22 Juni 2012, ada salah satu blog maupun banyak menjelaskan kartun tersebut dengan judul: "Bahayanya Film Upin dan Ipin bagi umat Muslim". Jangan-jangan sebenarnya kartun tersebut merupakan rancangan Yahudi untuk menghancurkan Islam, menurutnya.
Ada salah satu kutipan dalam salah satu blog tersebut, misalnya seperti berikut ini:
"Perlu kalian ketahui, jangan mengucapkan Upin (Uffin), karena Upin dalam bahasa Amerika artinya 'Aku Benci Rasul' (Maaf ya Allah). Dan ucapkan Ariffin jangan Ipin, karena Ipin sendiri artinya: 'Aku Suka Israel' (Maaf ya Allah). Dan huruf U di baju Upin, maknanya USA. Sedangkan I pada baju Ipin maknanya Israel... Ulama telah membuktikannya..."

Kutipan tersebut dikirimkan juga dari blog lain yang sumbernya sama dan/atau menjelaskan tentang kutipan tersebut, lalu menyebar ke media sosial, seperti Facebook, BBM, dan WhatsApp.
Namun, kutipan tersebut hanya suatu bohongan belaka. U = USA dan I = Israel adalah pesan berantai yang paling cepat sekali viral di dalam media sosial (termasuk yang saya sebutkan di atas). Fitnah ini sangat berlebihan setiap kali pesan ini disebarkan yang bayak orang yang menyebarkannya tanpa ada rasa tanggung jawab dan rasa bersalah.

Jadi, itulah demikian. Simpulannya ialah film kartun "Upin dan Ipin" bukan melecehkan agama Islam, tetapi untuk tujuan yang lebih edukatif bagi anak-anak. Jikalau demikian, itu akan menimbulkan rasa fitnah yang berlebihan dan/atau sebagai berita bohong bagi seluruh penggemarnya. Na`udzubillâhi min dzâlik. Hal ini direkam dalam Al-Quran, seperti berikut.

-        -          QS. Al-Baqarah: 191
وَالْفِتْنَةُ اَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ
... dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, ...

  -          QS. An-Nûr: 11
إِنَّ ٱلَّذِينَ جَآءُو بِٱلۡإِفۡكِ عُصۡبَةٞ مِّنكُمۡۚ لَا تَحۡسَبُوهُ شَرّٗا لَّكُمۖ بَلۡ هُوَ خَيۡرٞ لَّكُمۡۚ لِكُلِّ ٱمۡرِيٕٖ مِّنۡهُم مَّا ٱكۡتَسَبَ مِنَ ٱلۡإِثۡمِۚ وَٱلَّذِي تَوَلَّىٰ كِبۡرَهُۥ مِنۡهُمۡ لَهُۥ عَذَابٌ عَظِيمٞ ﴿١١﴾
Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.

Demikianlah, semoga artikel ini bisa menjadi pelajaran bagi kita bersama. Dan yang mengabarkan dan/atau menyebarkan fitnah tentang kartun Upin dan Ipin yang melecehkan agama Islam itu, tolong dihapus, supaya tidak terjadi lagi. Semoga demikian.
Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.